البحث

Kamis, 05 April 2018

Diskusi tentang Akhlakul Karimah

Lanjutan..

Hiwar kelima
Hiwar tentang sifat adil dan dzholim

Murid : ustadz, saya perhatikan ketika saya menghapal Alquran, di dalamnya banyak sekali terdapat pembahasan tentang sifat adil dan dzholim di sebutkan berulang kali.

Ustadz : yang kamu sebutkan benar nak, di dalam Alquran telah disebutkan sifat adil,yaitu memberikan hak kepada orang yang berhak tanpa pilih kasih sebanyak 18 kali. Di dalamnya juga disebutkan tentang bahayanya sifat dzolim, dan orang orang dzholim akan disiksa di hari kiamat.

Murid: kalau begitu sifat adil adalah hal yang agung dalam agama kita ustadz.?

Ustadz: benar nak, sesungguhnya Allah menyuruh kita untuk berbuat adil,Allah juga menerangkan hak dan kewajiban antara pemerintah dan masyarakat,melawan diskriminatif,mewajibkan zakat, menjelaskan hak dan kewajiban suami istri dan anak, menjelaskan hukum harta warisan dan lain-lain yang berkaitan dengan keadilan di dalam masyarakat.
Cukuplah sebagai tanda mulianya sifat adil bahwa salah satu dari asma'ulhusna adalah العدل yang berarti suci dari ketidak adilan (kezholiman), juga termasuk asma'ulhusna: المقسط yang berarti adil dalam menetapkan hukum , antonimnya adalah القاسط yaitu ketidak adilan.
Allah SWT berfirman:

وَاَمَّا الْقٰسِطُوْنَ فَكَانُوْا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا
"Dan adapun yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi bahan bakar bagi Neraka Jahanam."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 15)

Didalam hadits qudsi Allah berfirman: wahai hamba ku sesungguhnya aku mengharamkan kezholiman dalam diriku.dan aku mengharamkan kezholiman itu diantara kalian,jadi janganlah kalian saling mendzolimi.
Allah juga berfirman:Demi martabat dan keagunganku, aku akan membalas orang yang dzholim dengan cepat dan tepat waktu, dan aku akan membalas orang yang melihat kezholiman,dia mampu menolongnya tapi dia tidak mau menolongnya."

Murid : ustadz, kami sangat ingin mendengarkan hadits hadits tentang sifat adil dan dzholim, maukah ustadz membacakanya kepada kami.?

Ustadz: Dengarkan Nak, hapalkan,baru kemudian nanti ajarkan.

1. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil berada disisi Allah di atas mimbar dari cahaya yamin Ar Rahman dan kedua yaminnya, yaitu orang-orang yang berbuat adil dalam hukum,dalam keluarga,dan apa yang di percayakan kepada mereka.

2. Sesama muslim adalah saudara, tidak boleh mendzholiminya, dan tidak menyusahkannya, siapa yang membantu saudaranya Allah akan membantunya,dan siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim Allah akan menolongnya ketika susah di hari kiamat.d an Siapa yang menutup aib seorang muslim Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.

3. Sengguhnya Allah memberikan kepada orang orang dzholim,sehingga ketika mereka mengambilnya Allah menariknya.
Lalu membacakan

وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَاۤ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ   ۗ  اِنَّ اَخْذَهٗۤ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ
"Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat."
(QS. Hud 11: Ayat 102)

4. Siapa yang mengambil sejengkal tanah dengan cara dzholim , Allah akan melingkarka kepadanya 7 lapis tanah di hari kiamat

5. Bantulah saudaramu baik ketika dzholim ataupun di dzholimi. Seorang laki-laki bertanya, wahai Rasulullah,aku akan membantu saudaraku apabila di dzholimi ,tetapi ketika dia dzholim bagaimana aku menolongnya, Rasulullah menjawab: kami membatasinya atau kamu melarangnya dari berbuat dzholim, sesungguhnya itu telah membantunya.

Murid : kami ingin mendengarkan ustadz bercerita tentang kejadian yang terjadi di masa Rasulullah saw yang telah di catat terang dalam sejarah.

Ustadz: ustadz akan menceritakan tiga kisah yang memiliki ibroh yang besar.

1. Cerita perempuan dari bani makhzum yang mencuri, orang orang Quraisy ingin meringankan hukuman potong tangan tangan untuknya. Mereka meminta Usamah bin Zaid (yang dicinta bin tercinta) untuk memohon kepada Rasulullah meringankannya., Usamah berbicara kepada Rasulullah, Rasulullah saw marah besar dan berkata: apakah kamu ingin meringankan hukuman dari hukuman yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.?
Lalu beliau berdiri dan berkhutbah, lalu bersabda: wahai manusia, sesungguhnya hancurnya kaum sebelum kalian,apabila orang orang mulia (berkedudukan) diantara mereka mencuri mereka membiarkannya, dan jika orang orang lemah mencuri mereka menetapkan hukuman terhadapnya, dan demi Allah kalau sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri akan ku potong tangannya.

2. Rasulullah saw berkhutbah diatas mimbar di akhir hayatnya, ketika sakit menjelang wafat beliau , beliau bersabda:" siapa yang pernah ku pukul/cambuk punggungnya,ini punggungku , hendaklah ia membalasnya. Siaap yang pernah ku cela harga dirinya,ini diriku hendaklah ia membalasnya, siapa yang pernah ku ambil hartanya,ini hartaku hendaklah ia mengambilnya. jangan nanti seseorang mengatakan : sesungguhnya aku takut membalaskannya terhadap Rasulullah saw.  Kecuali balasan yang bukan tabiatku dan bukan urusanku, ingatlah, sesungguhnya orang yang paling aku sukai adalah orang yang mengambil haknya untuknya, atau dia menghalalkannya untukku sehingga aku bertemu Allah aku dalam keadaan diriku telah bersih.
Seorang laki-laki berdiri lalu berkata: wahai Rasulullah sengguhnya kamu memiliki hutang terhadapku sebesar tiga dirham. Rasulullah menjawab: sengguhnya aku tidak mendustakanmu dan bukan meminta sumpah, kapan terjadinya hal itu.? Dia menjawab: ingatlah (wahai Rasulullah) ketika datang seorang miskin kepadamu lalu kamu menyuruhku untuk memberikannya kepadanya. Rasulullah menjawab, bayarkan untuknya wahai Fadhli.
Perhatikanlah nak, bagaimana Rasulullah mengajarkan umatnya pelajaran yang besar, dan lihatlah bagaimana Rasulullah sangat menjaga ketika hendak bertemu Tuhannya dia sudah tidak memiliki hak orang lain lagi di pundaknya yang harus dia penuhi, dan lihatlah bagaimana Rasulullah langsung membayar hutangnya ketika sudah terbukti dihadapan yang ada bahwa dia mengambilnya (utang) dengan cara yang baik dan dengan tujuan mulia .
Dengan hal ini umat terjaga dengan nyata dari (terkena)hukuman cambuk,dan terjaga dari pertumpahan darah,kehancuran harga diri mereka,kerusakan harta mereka , hak mereka diambil dari mereka, dengan ini bendera keadilan akan berkibar, umat akan terjaga dari kesewenang-wenangan,hal hal yang sia sia,dan kesembronoan, dan keadilan akan terealisasikan terhadap seluruh umat, tidak akan ada perbedaan antara presiden dan rakyat, penguasa dan masyarakat,keadilan lebih berhak untuk di tegakkan.

3. Cerita tentang seorang Yahudi yang hampir di dzholimi yang turun terhadapnya sembilan ayat dan belum terun ayat sepertinya kepada sahabat , ketika Rasulullah hampir tertipu dengan pakaiannya ketika (Hampir) menetapkan pelaku terhadap yang bukan melakukannya, kalau bukan karena Allah menjaganya Rasulullah hampir terlibat (salah menilai) dalam penilaian yang tidak adil,karena melihat hukum dari dzhohirnya .

Diriwayatkan bahwa seorang dari Bani dzhufr bernama thu'mah bin ubairak mencuri baju besi tetangganya yang bernama qatadah bin nu'man (dia memasukkannya) kedalam kantong tepung. Dia membuat tepung itu menyebar karena (kantongnya) berlobang (ketika hendak menyembunyikannya). Dia menyembunyikannya di rumah seorang Yahudi bernama Zaid bin Samin.
Dicarilah baju besi tadi di rumah si thu'mah( tentu saja tidak) tidak ditemukan, dan dia bersumpah dia tidak mengambilnya. Mereka membenarkannya. Lalu mereka mengikuti jejak tepung tadi sampai akhirnya kerumah si Yahudi, lalu mereka menangkapnya. Si Yahudi (Zaid bin Samin) ini berkata, si thu'mah yang mengambilnya lalu di buatnya di rumahku, dan orang orang banyak yang bersaksi untuknya.
Bani dzhufr berkata: mari kita bawa Kepada Rasulullah saw, maka mereka menanyakan perdebatan yang terjadi diantara mereka.jika Anda tidak memutuskan teman/saudara kami akan tertuduh dan akan di bunuh si Yahudi akan selamat.
Maka Rasulullah hampir saja menuruti permintaan mereka (memutuskan kebenaran si thu'mah). Kemudian turunlah firman Allah SWT:

اِنَّاۤ اَنْزَلْنَاۤ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَـقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَاۤ اَرٰٮكَ اللّٰهُ  ۗ  وَلَا تَكُنْ لِّـلْخَآئِنِيْنَ خَصِيْمًا
"Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang yang berkhianat,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 105)

وَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
"dan mohonkanlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 106)

وَلَا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِيْنَ يَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَهُمْ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا اَثِيْمًا   ۙ  
"Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 107)

يَّسْتَخْفُوْنَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ اللّٰهِ وَهُوَ مَعَهُمْ اِذْ يُبَيِّتُوْنَ مَا لَا يَرْضٰى مِنَ الْقَوْلِ ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطًا
"mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah karena Allah beserta mereka ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 108)

هٰۤاَنْتُمْ هٰٓؤُلَۤاءِ جَادَلْـتُمْ عَنْهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗ  فَمَنْ يُّجَادِلُ اللّٰهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَمْ مَّنْ يَّكُوْنُ عَلَيْهِمْ وَكِيْلًا
"Itulah kamu! Kamu berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap azab Allah)?"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 109)

ومنْ يَّعْمَلْ سُوْٓءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ  اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
"Dan barang siapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 110)

وَمَنْ يَّكْسِبْ اِثْمًا فَاِنَّمَا يَكْسِبُهٗ عَلٰى  نَفْسِهٖ ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
"Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat :111)

وَمَنْ يَّكْسِبْ خَطِيْٓــئَةً اَوْ اِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهٖ بَرِيْٓـئًـا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا
"Dan barang siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 112)

وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهٗ لَهَمَّتْ طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ اَنْ يُّضِلُّوْكَ  ۗ  وَمَا يُضِلُّوْنَ اِلَّاۤ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَضُرُّوْنَكَ مِنْ شَيْءٍ  ۗ  وَاَنْزَلَ اللّٰهُ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۗ  وَكَانَ فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكَ عَظِيْمًا
"Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 113)


Hiwar yang ke enam
Hiwar tentang sifat Halim (pemurah)

Murid: ustadz yang kami muliakan, kawanku ini namanya si Halim, banyak orang orang yang tidak membolehkan namanya. Mereka bilang, Halim (pemurah) itu ALLAH jadi tidak boleh di buat nama orang, bagaimana menurut ustadz.? Apakah hal itu boleh atau tidak.?

Ustadz: sesungguhnya Asma'ulhusna nak terbagi dua.
Pertama yang khusus untuk Allah tidak boleh digunakan untuk selainnya seperti ALLAH,ALQUDDUS, MALIKUL MULK.
Kedua yang digunakan untuk ALLAH dan juga untuk makhluk seperti Halim (pemurah), Karim (mulia), Rauuf (Baik hati). Dan kesamaan nama bukan berarti keduanya sama.

Murid: Nama (Halim) ini mengingatkanku terhadap akhlak yang agung dalam Islam, maukah ustadz menjelaskan ma'na Halim untuk kami.?

Ustadz: Halim artinya Nak, menahan diri ketika marah, dan menahan diri untuk membalas keburukan dengan keburukan.

Murid : ustadz, kami ingin mendengarkan sifat Halim (pemurah) Rasulullah saw agar kita bisa mengambil i'tibar darinya dan kita bisa mengikutinya.

Ustadz: ustadz akan menceritakan kepada kalian tiga cerita yang berkaitan tentang sikap pemurah Rasulullah saw.

1. Dari Anas bin Malik dia berkata : aku berjalan bersama Rasulullah saw , Rasulullah saw sangat kedinginan , seorang Arab baduwi menjumpai beliau, dia menarik bagian atas mantel Rasulullah saw Dengan kuat sehingga terbuka leher beliau saw, Rasulullah merasa kedinginan karena tarikannya. Lalu dia berkata: wahai Muhammad berikan kepadaku harta Allah yang ada padamu, kamu tidak memberikan kepadaku hartamu dan tidak (juga) harta ayahmu. Rasulullah saw bersabda: harta ini adalah harta Allah , yang kamu perbuat ini wahai araby apa yang kamu lakukan ini.? Si 'Araby menolak untuk bercerita, (disini kita melihat)luasnya sifat hilm (pemurah) Rasulullah saw, lalu bersabda menyuruh sahabatnya, isikan ini keatas kedua kenderaannya, satu unta gandum,yang satu lagi kurma.

2. Suatu hari datang seorang Arab baduwi meminta sesuatu Kepada Rasulullah saw lalu beliau saw memberikannya. Kemudian beliau bertanya: apakah aku sudah berbuat baik padamu, si A'raby menjawab, tidak,kamu belum berbuat baik, marahlah kaum muslimin,mereka berdiri ke arahnya (tapi) Rasulullah saw menyuruh mereka untuk diam dan menahan amarahnya. Lalu beliau bangkit dan pergi ke rumahnya,kemudian membawakan sesuatu untuk si A'raby dan menambahkannya, lalu beliau bertanya: apakah aku sudah berbuat baik kepadamu.? Si A'raby menjawab, ya, semoga Allah membalasmu dan menjadikanmu dari kaum kerabat yang baik. Nabi saw berkata kepadanya: kamu telah mengatakan apa yang kamu inginkan,sahabat sahabatku juga ada hal itu, jika kamu mau, katakanlah kepada mereka seperti yang kamu katakan padaku, supaya hilang dari dada mereka ketidaksukaan terhadapmu.  Dia menjawab: ya

Ketika besoknya atau sorenya dia datang, Nabi Saw bersabda: sesungguhnya A'raby ini telah meminta apa yang dia inginkan,lalu kami menambahkannya , dia telah mengakui keridhoaanya, bukan begitu? Si A'raby menjawab: ya, semoga Allah membalasmu,dan menjadikanmu dari ahli kebaikan.lalu beliau bersabda: sesunggguhnya perumpamaan aku dan si A'raby ini seperti seseorang yang sakit untanya,lalu orang orang membantunya mengobatinya. Justru hal itu malah membuatnya semakin khawatir, lalu si pemilik unta ini memanggil mereka, biarkan saja aku mengurus  untaku,karena aku lebih lembut dan lebih tahu terhadapnya. Lalu pergilah si pemilik unta  dengan sendirinya Lalu dia mengambil sampah dari tanah untuk untanya,dia kemudian menenangkannya pelan pelan sampai akhirnya unta itu datang kepadanya. Dia menyembuhkannya, akhirnya itu menguatkan perjalanannya dan menyelesaikan masalah itu.
Sengguhnya kalau ku biarkan kalian karena si A'raby ini mengucapkan yang telah di ucapkannya, kalian akan membunuhnya lalu masuk neraka

3. Seorang pemuda datang kepada Rasulullah saw,lalu berkata: bisa wahai Nabiyalloh, izinkanlah aku berzina .?!
Orang orang meneriakinya. Rasulullah saw berkata : panggil dia, dekatkan dia (padaku) sehingga dia sudah berada di depan Rasulullah. Nabi saw bertanya: apakah kau rela hal itu di lakukan kepada ibumu.? Dia menjawab: tidak, aku menjadi penebus itu untuk Allah. Nabi berkata: begitu juga orang orang, mereka tidak akan ridho hal itu untuk ibu mereka. Apakah kamu ridho hal itu kepada putrimu.? Dia menjawab, tidak, Aku akan menjadi penebus itu untuk Allah, Nabi berkata, seperti itulah orang-orang mereka tidak akan ridho hal itu kepada putri mereka. Apakah kamu ridho hal itu kepada saudarimu, sehingga beliau menyebutkan bibinya dan tantenya. Dia menjawab setiap pertanyaan dengan tidak, aku menjadi penebus hal itu untuk Allah, dan Nabi Saw bersabda, seperti itulah orang-orang mereka tidak akan menyukainya. Lalu Rasulullah saw meletakkan tangannya ke dadanya,dan berdoa: Ya Allah sucikan hatinya, ampuni dosanya,jagalah kemaluannya, sejak itu tidak ada yang paling dia benci kecuali zina.
Lihatlah nak, bagaiman hilm (pemurahnya) Rasulullah saw terhadap pemuda ini, sampai-sampai dia (pemuda) datang menunjukkan jemarinya minta izin untuk melakukan dosa besar ini, bagaiman Rasulullah menghadapinya dengan lemah lembut tanpa mencelanya sehingga Allah memuliakannya, membersihkan hatinya dan menjaga kemaluannya.
Seperti inilah harusnya pendakwah ,pendidik,ulama,dan orang orang Sholeh dalam berdakwah.

Murid : ustadz, antonim dari hilm (pemurah) adalah ghodob (marah), Rasulullah saw telah memperingatkan kita hal ini, Apa sajakah pesan beliau.? Apakah amarah itu hak yang tercela, lalu apakah obatnya yang di wasiatkan Rasulullah untuk kita.?

Ustadz: Nabi Saw bertanya kepada sahabat, menurut kalian siapakah yang disebut sur'ah (orang yang kuat dan pemberani).? Mereka menjawab: yang tidak ada yang bisa melawannya, Nabi menjawab, bukan, akan tetapi orang yang bisa menahan amarahnya.

Seseorang datang kepada Rasulullah saw, Nasehati aku, Rasulullah menjawab, jangan marah, dia bertanya berulang-ulang,Rasulullah menjawab, Jangan marah,siapa yang bisa menahan emosinya pada saat dia mampu melampiaskannya, Allah akan mengisi hatinya dengan Rasa aman dan keimanan.

Amarah wahai anakku, adalah fitrah yang Allah berikan kepada manusia untuk menunaikan tuntutan. tetapi kita harus bersikap moderat terhadapnya dan tidak melampaui batas, tidak pernah marah juga salah, seperti orang yang tidak marah dan tidak emosi kepada keluarganya ketika melanggar hukum Allah.
Dan apabila berlebihan kadarnya, amarah akan menjadi kepada sebuah kesalahan besar.

Obatnya adalah:

* Menjauhi penyebab emosi
* Selalu mengingat keutamaan orang yang bisa menahan emosi
* Tawadhu'
* Mengingat bahwa qudrat Allah lebih kuat daripada qudratnya terhadap orang yang dimarahinya.

Apabila sudah marah,hendakalah berTa'wudz dan mengulang doa Nabi Saw :
اللهم رب محمد ، اغفر لي ذنبي، وأذهب غيظ قلبي، و أجرني من مضلات الفتن.

Apabila lagi berdiri hendaklah ia duduk, jika belum hilang hendaklah ia berbaring, atau pergi berwudhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar